Norwegia, DetikPapua.com-Pengacara Hak Asasi Manusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Veronika Koman mengatakan, dirinya bersama mama Yosepa Alomang, dan Markus Haluk diundang ke Norwegia untuk berbicara soal Kejahatan kemanusiaan , dan di lingkungan Gresberg di Papua.
“Kejahatan oleh Freeport McMoran inilah asal muasal dari kejahatan terhadap harga dan hak penentuan nasib sendiri West Papua,”ujar Veronika Koman, beberapa waktu lalu.
Dia katakan, di Tromso, pihaknya mendapat kehormatan untuk melakukan workshop tentang ekosida di Rumah Sami yang biasanya hanya digunakan oleh orang-orang kehormatan.
Acara ini juga dihadiri oleh anggota parlemen Sami. Salah satu masyarakat adat paling berpengaruh di dunia yang tersebar di Norwegia, Finlandia, Swedia, dan sebagian Rusia.
Di simposium ‘Let the River Flow’ yang diadakan oleh Office for Contemporary Art Norway di Oslo, masyarakat adat dari berbagai benua berbagi soal perjuangan mereka.
“Kami bicara tentang kejahatan dan perjuangan di West Papua. Mama sukses membuat hadirin menangis hingga banyak sekali yang kemudian memberikan pertunjukan dan barang persembahan untuk mama,”ujar Veronika Koman, Juma’at (11/6) lalu.
Katanya bahwa, di jantung tanah adat Sami yaitu Karasjok, pihaknya diterima oleh Wakil Ketua Parlemen Sami Tor Gunnar Nystad dan anggotanya.
Dalam kesempatan itu pula mama berhasil membuatnya menangis berkali-kali. Mereka berjanji akan membantu perjuangan West Papua.
Mama Yosepa merasa terhubung dengan alam Skandinavia ini karena salju di atas gunung sucinya mengingatkan mama kepada salju yang dulu ada di Nemangkawi. Mama percaya bahwa suatu saat tanah Sapmi akan memberikan sesuatu bagi tanah West Papua.(Red/**).