Oleh : Andrias Gobay, S. Sos., MA.
Detikpapua;- Terkiat adanya pelberitan sebelumnya dengan judul Judul “Revitalisasi Warisan Budaya: USWIM dan PERWIRA Nabire Latih Pengrajin Muda Membuat Noken Asli Papua” https://www.detikpapua.com/revitalisasi-warisan-budaya-uswim-dan-perwira-nabire-latih-pengrajin-muda-membuat-noken-asli-papua/
Setelah Membaca berita dan menelusuri aktivitas yang mereka lakukan, kegiatan mereka bukan merevitalisasi budaya pengrajin Noken Anggrek sebagai sebuah budaya tetapi imitasi atau pemalsuan budaya suku Mee.
Perbuatan mereka ini bertentangan dengan nilai dan norma adat suku Mee.
Oleh karena itu, selaku generasi muda suku mee dan selaku tokoh pemuda Papua Tengah kami meminta agar mereka berhenti dengan aktivitas mereka.
Mereka menamakan diri dengan membawa nama kampus, apakah mereka ini miskin inovasi…..? Sebagai orang kampus Sejatinya mereka taat azas dan taat budaya sebagai bagian dari edukasi dan peran kampus dalam kehidupan masyarakat.
Apalagi bicara Noken, UNESCO sdh mengakui Noken sebagai warisan Budaya Dunia dan ini kebanggaan kami orang Papua lebih khusus kami Pegunungan Tengah Papua.
Sejatinya mereka ini bisa melakukan tugas-tugas penting lain yang mereka bisa buat, apakah itu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, bukan imitasi budaya.
Kami segenap generasi muda Papua khususnya suku Mee, meminta untuk berhenti dengan aktivitas pembodohan itu. Kalau mereka terulang lagi maka mereka sengaja menggundang kemarahan publik dan suku.
Untuk itu sekali lagi kedua ibu ini berhenti dengan aktivitas imitasi budaya kami sebagai warisan luhur budaya kami. (Red)
![]()

More Stories
DPR Papua Pegunungan Fransina Daby Buka Seminar dan Salurkan Bantuan ke Mahasiswa Jayawijaya di Jayapura
YKKMP Kencam Tindakan Main Hakim Sendiri Oknum Anggota Kodim 1702 Jayawijaya Di Duga Pelaku Terhadap Almarhum Frengki Kogoya
Ini 10 Tuntutan Massa Aksi : Tolak Militer Non-Organik Berlebihan Di Paniai