
Jayapura,DetikPapua.com–Penggantian nama Stadion Papua Bangkit menjadi Stadion Lukas Enembe ternyata masih juga membawa persoalan besar. Sejumlah pihak menentang pergantian nama tersebut karena belum tuntasnya pembayaran ganti rugi pembebasan lahan untuk pembangunan venue utama Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 itu.
Suku Wally yang yang mendiami di kampung Yoboi, Babrongko, dan Nendali kembali memprotes atas kompensasi yang hingga kini belum juga dibayar oleh pemerintah. Padahal, Stadion baru tersebut mengambil setidaknya 42 hektar tanah adat milik suku Wally.
Salahh satu tokoh masyarakat Dantje Nere, meminta polemik tersebut dihentikan.
Sebenarnya, penggantian nama stadion menjadi Lukas Enembe merupakan suatu penghargaan istimewa, karena Gubernur Papua, Lukas Enembe, sukses membawa pesta olahraga terbesar nasional ke Papua.
“Kami masyarakat Kampung Harapan tidak mempersoalkan pemberian nama Stadion Papua Bangkit menjadi Stadion Lukas Enembe. Karena itu menyangkut nama besar seorang gubernur yang di masa kepemimpinannya mampu membuat suatu gebrakan besar,” kata Dantje Nere sebagaimana dipetik dari Tabloid Jubi.
Senada dengan itu, mantan Kapten Persipura Jayapura, Ferdinand Fairyo, meminta masyarakat Papua menghormati keputusan pemberian nama stadion termegah di Indonesia Timur itu dengan nama Lukas Enembe. Ia meminta masyarakat Papua menghormati pemimpin.
“Sebagai orang Papua mari membudayakan serta menghormati para pemimpin kita. Tidak perlu berpolemik lagi. Mari kita saling bergandengan tangan mendukung serta menyukseskan PON di tanah Papua,” ucap Ferdinand.
Peresmian Stadion Lukas Enembe dan sejumlah venue PON Papua rencananya akan digelar pada Jumat (23/10) malam nanti. Peresmian dilakukan secara virtual tanpa penonton mempertimbangkan kondisi pandemi virus corona (COVID-19).
Seremoni tersebut juga akan ditandai dengan pertandingan eksebisi antara tim PON Jawa Timur dengan Tim Papua. Tim Jawa Timur dipimpin oleh mantan Pelatih Persipura, Rudy Keltjes, sementara Tim Papua dibesut oleh legenda Persipura, Eduard Ivakdalam.
PON Papua sendiri adalah edisi ke-20 sejak pesta olahraga tersebut digelar kali pertama di Solo pada 1948. Sedianya perhelatan itu digelar pada Oktober tahun ini namun digeser ke tahun depan karena pandemi virus corona.(Red/**).