Detikpapua.com : Tiom – Satu warga sipil atas nama Mayu Walia dilaporkan meninggal dunia akibat tembakan dari aparat TNI Non Organik, sementara satu warga lainnya, Yoban Walia, ditangkap dan hingga kini keberadaannya belum diketahui.
Peristiwa pada, Minggu 5 Oktober 2025 tersebut menyebabkan lima gereja dan enam desa di Distrik Malagai, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan, melakukan pengungsian.
Lima gereja yang terdampak adalah Gereja Wenabunggu, Mbu, Yuki, Kewagi, Pelena, dan Gunumbo. Sementara enam desa yang mengungsi meliputi Desa Wenabungu, Mbu, Yigemili, Kewagi, Wabiragi, dan Gunumbo. Pengungsian dimulai sejak Minggu, 5 September 2025 sekitar pukul 05.00 WIT, setelah terjadi penembakan dari udara menggunakan helikopter, yang kemudian dilanjutkan dengan tembakan oleh TNI Non Organik terhadap warga sipil.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yanius Telenggen, SH,.M.KP bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.
“Hari ini kami bisa ada di Distrik Malagai, Kampung Igimuli, Unebungku, Mbu, Ikemili, Kewagi, Wapiragi, dan Nombome. Mereka ini mengungsi di dua titik, sekitar 900 kepala keluarga dan 300 anak,” ujar Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yanius Telenggen, SH., M.AP.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat sangat membutuhkan perhatian pemerintah karena telah meninggalkan kebun dan rumah mereka. Bantuan yang diberikan berupa beras 2 ton, gula 10 karton, super mie 50 karton, susu Dengko 10 karton, kopi 10 karton, tenda 5 pasang, selimut 100 buah, tikar 100 buah, dan minyak goreng 10 karton.
“Mereka pakai tenda, tikar, selimut supaya bisa nyaman tidur. Kami belum tahu kapan pulih, tapi perhatian tetap ada. Kami koordinasi dengan kepala kampung dan pihak terkait,” tambah Yanius.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan isu yang tidak jelas.
“Bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini aman, duduk dan berdoa banyak. Saya lihat gereja semua bangun di sana, berarti kalau ada Tuhan kita nyaman. Jangan gelisah, Tuhan pasti menuntun kami,” katanya.
Yanius menegaskan bahwa seluruh dinas terkait kemanusiaan dari provinsi hadir untuk membantu, dan akan terus bekerja sama dengan kabupaten serta pihak lain.
“Kami sama-sama jaga yang aman, jaga yang damai. Nanti orang kesehatan datang, kalau ada yang sakit akan dibawa pengobatan,” ujarnya.
Sementara itu, Yus Weya, pengurus wilayah Malagai yang mewakili masyarakat pengungsi, menyampaikan rasa terima kasih kepada Gubernur Papua Pegunungan atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan.
“Kami belum bisa memastikan akan berakhir dalam waktu dekat, tapi akan membutuhkan waktu yang lama. Terima kasih kepada Bapak Gubernur yang telah melihat dan membantu kami,” ucap Yus. (AW).
![]()

More Stories
DPR Papua Pegunungan Fransina Daby Buka Seminar dan Salurkan Bantuan ke Mahasiswa Jayawijaya di Jayapura
YKKMP Kencam Tindakan Main Hakim Sendiri Oknum Anggota Kodim 1702 Jayawijaya Di Duga Pelaku Terhadap Almarhum Frengki Kogoya
Masyarakat Puncak Apresiasi Kepemimpinan Elvis Tabuni: Tetap Bertahan di Tengah Konflik, Tidak Tinggalkan Warga