
DETIKPAPUA. COM : Wamena – Bila kita ingin melihat kehidupan Sesungguhnya masyarakat asli Papua, maka mereka ada di kampung-kampung yang ada di balik-balik gunung di rawa-rawa dengarai dan juga di pesisir jauh Provinsi Papua, mereka ini berhak menikmati pembangunan, Pembangunan tidak boleh hanya tertumpuk di ibukota kabupaten maupun ibukota ibukota provinsi, tetapi harus diarahkan ke daerah-daerah terjauh dari solir dan terpencil karena di sanalah terdapat orang asli Papua.
Hal itu dikatakan Ketua Poksus DPR Papua John NR Gobai, Rabu (31/7/24).
Kata dia, Pegawai Mantri suster dan guru dapat sampai ke daerah-daerah yang jauh bila ada akses Jalan Jembatan dan transportasi.
Kabupaten waropen dibentuk pada tahun 2002, untuk menjangkau daerah ini dapat di akses dengan transportasi laut.
Jalan darat antar kabupaten dari kabupaten lain belum terakses, pelabuhan laut yang dapat diakses hanya di dermaga waren dan sering juga dermaga wapoga, harus masuk juga didermaga koweda, distrik masirei, kabupaten waropen.
Kabupaten waropen mempunyai sejumlah distrik yang menyebar di teluk cendrawasih bagian timur dan di pegunungan wonsopedai dan lembah roufaer.
Akses langsung dari waropen ke ibukota provinsi papua di jayapura dapat dilakukan hanya dengan kapal perintis itupun beberapa hari di perjalanan.
Sementara untuk transportasi udara dan kapal PELNI, pemerintah dan masyarakat waropen harus terlebih dahulu ke Nabire, serui dan biak numfor untuk dapat mengakses pesawat terbang dan Kapal PELNI dengan perjalanan dilaut beberapa jam.
Kabupaten waropen mempunyai Lapter atau bandar udara yaitu bandar udara yang besar yaitu bandara botawa, ada juga lapter kirihi, seingat saya 10 tahun yang lalu ada penerbangan perintis trayek Nabire ke Botawa dan Nabire ke Kirihi.
“Saya mendapat banyak aspirasi dari masyarakat waropen hari ini juga berdiskusi dengan teman teman dari Waropen, yang menyampaikan bahwa sudah lama peswat tidak mendarat di Lapter Botawa dan mereka mengharapkan agar kapal perintis dapat singgah di daerah wapoga, mereka mengharapkan bandara botawa dan bandara kirihi dapat aktif melayani masyarakat waropen, misalnya adanya penerbangan perintis Nabire ke Botawa dan Nabire ke Kirihi,”jelasnya.
Kedepan juga Kami mengharapkan Pemerintah dapat memperhatikan harapan masyarakat, agar di bandara botawa dapat didarati pesawat jenis ATR, artinya ATR Wings air terbang melintasi Waropen menuju Nabire, bisa kah Pesawat Wings air dari Jayapura singgah di Waropen lalu ke Nabire begitu juga sebaliknya.
“Terkait transportasi laut,saya tahun 2023, mendorong kapal perintis sabuk nusantara, melalui dishub papua, masuk dan sandar di dermaga wapoga dan sdh jalan sejak tahun 2024, namun kondisi dermaga rusak, sehingga harus diperbaiki, hal yang sama juga di dermaga koweda, distrik masirei, untuk itu harus mendapat perhatian pemerintah daerah baik provinsi papua dan kabupaten waropen, Masyarakat Waropen juga mengharapkan agar Kapal PELNI dapat sandar di Pelabuhan Waren, Kabupaten Waropen, Papua,”ujarnya.
Bagian lain yang kami soroti juga adalah pembangunan jalan dan jembatan dari kabupaten Sarmi menuju Kabupaten Mamberamo Raya, selama puluhan tahun belum terbangun Jalan yang menghubungkan Kabupaten Sarmi dan kabupaten Mamberamo raya dan juga Kabupaten waropen menuju Kabupaten Mamberamo Raya,daerah ini harus dibuka agar masyarakat asli Papua yang ada di daerah-daerah jauh di balik gunung dan di rawa-rawa ini dapat menikmati pembangunan agar mereka juga mendapatkan sentuhan pendidikan dan juga kesehatan yang baik dan layak Karena itulah inti pembangunan.(Red).