
Jayapura, detikpapua.com| Sejumlah aktivis dan aktivis perjuangan Papua menyampaikan akan menggelar aksi demontrasi demo damai memperingati Hari Aneksasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1 Mei 2963 di beberapa titik di Kota Jayapura Papua Aksi demonstrasi yang dilakukan di Gapura Uncen pada Rabu (1/5/2024).
Aneksasi adalah pengambilan dengan paksa wilayah orang atau negara lain untuk disatukan dengan negara sendiri.
Koordinator aksi Stelin Mahasiswa Papua menyampaikan ajakan kepada seluruh Mahasiswa, pelajar dan masyarakat Papua agar turut mengambil bagian dalam aksi damai ini karena bagian dari kita untuk kita masa depan kebebasan bangsa Papua.
“Kami sudah mengirimkan surat pemberitahuan aksi kepada kepolisian. Demi keamanan, polisi harus mengayomi. Kami tegaskan bahwa jangan menganggap kami sebagai pengacau atau kriminal, kami punya kesadaran untuk menyampaikan pendapat di muka umum,” Stenli ujarnya. Pada saat ada aspirasi
Ketua Korlap Aksi Jeffry Wenda menyampaikan bahwa, Aksi yang kami lakukan oleh (ULMWP) United Liberation Movements West Papua yang di dalamnya itu terdiri dari beberapa organisasi gabungan Papua Merdeka tetapi juga ada gerakan dari Mahasiswa Papua: Uncen Universitas Cendrawasih, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, STT Sekolah Tinggi Teologi Walter Pos Papua, Umel Mandiri, Universitas Muhammadiyah Papua, Bem-Setanah Papua”,
“Jefri menambahkan terkait aksi Demontrasi ini Rakyat Papua dimana memperingati 61 Tahun aneksasi Papua kedalam dalam NKRI mengapa kami turun Aksi demontrasi semua gerakan Organisasi Papua Merdeka dan Gerakan Mahasiswa Papua karena untuk memperingati hari aneksasi dan aksi ini tidak lakukan Jayapura saja tetapi beberapa titik yaitu: Manokwari, Sorong, Kaimana, dan Jawa Bali dengan memperingati hari Aneksasi masuk kedalam NKRI”, ungkap Jeffry
“Ia lanjut, Aneksasi masuk dalam NKRI sudah 61 Tahun 1Mei 1963 akibat dari Papua masuk kedalam Negara Republik Indonesia maka dari itu Konflik yang terjadi saat ini adalah secara panjang yang dimana Rakyat Papua atau bangsa Papua masuk kedalam NKRI”, Ujar Wenda
Jeffry lanjut, Oleh karena itu, kita lihat dari sejarah pada tahun 1 Desember 1961 Rakyat Papua atau Intelektual Papua telah mendeklarasikan yang kita kenal dengan West Papua maka lagu Bangsa Papua, Simbol Negara, Batas Wilayah, dan lain sebagainya tetapi kemudian kapitalisme AS Amerika Serikat tetapi juga Indonesia yang ingin memperluas jajahan baru memekasa untuk masuk dalam NKRI dan melakukan invansi secara militer terbuka melalui Tri Komando Rakyat tanggal 16 Oktober”, ujar Wenda
“Ia lanjut, Setelah itu lahirnya perjanjian-perjanjian New York kemudian Rakyat Papua harusnya libatkan tetapi tidak pernah libatkan Belanda, Amerika Serikat dan Indonesia di bahas soal pasal-pasal terkait dengan penentuan nasib sendiri. Namun ada beberapa soal penentuan nasib sendiri satu orang satu suara itupun tidak lakukan penentuan nasib sendiri pendapat Rakyat .
Oleh karena itu, perjanjian-perjanjian ini ilegal tanpa melibatkan Rakyat Papua bahkan penyebaran administrasi dari Belanda ke Undea itu juga tidak melibatkan Rakyat Papua yang mempertanyakan apakah Rakyat Papua melibatkan atau tidak sehingga hari ini hari memperingati Aneksasi dimana Papua dipaksakan untuk masuk dalam Wilayah NKRI Negara Republik Indonesia”, ungkap Jeffry Wenda
“Ia lanjut, Semua peristiwa terjadi diatas tanh Papua adalah semua pemaksaan masuk kedalam NKRI akibat kita rasakan sampai detik ini misalnya Eksploitasi, Ekplorasi sumber daya alam, perampasan tanah Adat, Marjinalisasi, kemiskinan Rakyat Papua, pembabatan hutan secara liar, dan perang yang terjadi saat ini beberapa tempat di wilayah Papua dan semua persolan terjadi diatas tanah West Papua dan gerakan Perlawanan sedang terjadi perlawanan bangkit saat ini karena akar masalah persolan Aneksasi tanggal 1 mei 1963 masuk kedalam NKRI”, Ujar Jeffry
“Oleh karena itu kami selalu menuntut Negara harus membuka luan untuk demokrasi, menarik Semua TNI Polri organik maupun non organik, dan berikan kebebasan bagi Rakyat Papua melalui Referendum untuk menentukan nasibnya sendiri masa depan itu kami dorong aksi-aksi kami”. beber Wenda

kompol Hanafi Kabang OPS Jayapura menyampaikan bahwa, mereka menyampaikan pendapat secara lisan maupun tulisan dengan baik. Maka kami sebagai polisi dimana melakukan kegiatan apapun, kami menjaga dan mengayomi karena apa? banyak hal muncul tidak keinginan oleh masa yang dilakukannya. Dengan demikian saya sampaikan bahwa, dimana melakukan kegiatan atau pekerjaannya kami sebagai polisi menjaga sehingga kegiatan tersebut berlangsung dengan kenyamanan dengan baik”, ujar kompol Hanafi
“Ia lanjut, sebenarnya kami dari Polres Jayapura tidak ijinkan sama sekali untuk melakukan Aksi Demontrasi tetapi mereka melakukan aksi demontrasi maka dari Polri kami memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat muka umum maka melakukan aksi ini berjalan dengan baik kami sebagai Polres pihak keamanan hanya menjaga dan mengayomi kegiatan yang berlangsung”, ungkap kompol Hanafi
“Menambahkan Hanafi Kami kami tidak ijinkan untuk aksi karena Ketua DPR atau anggota DPR semua pada libur maka mereka tidak mungkin datang untuk tangangi Aspirasi mereka”. ujar Hanafi
ULMWP dan beberapa gerakan Organisasi Papua merdeka melahirkan beberapa pernyataan Sikap yaitu:
Aksi Nasional
United Liberation Movements West Papua (Indonesia Aneksasi West Papua 1Mei Tahun 1963 Ilegal) Segera Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua
1. Papua Darurat Militer segera hentikan operasi Militer di Papua & Tarik Militer organik Maupun non organik dari Papua
2. TNPB OPM dan TNI Polri hentikan Gencatan senjata & segera mendorong perundingan politik yang dimediasi pihak ketiga
3. Indonesia segera buka akses terhadap jurnalis Internasional ke Papua
4. Indonesia segera Dewan PBB ke Papua
(DetikPapua/Emanuel H. Boga)