
Jayapura, detikpapua.com|. Ratusan Mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Jayapura, Papua menggelar aksi protes di perjanjian New York dan rasisme yang dilakukan sejumlah Mahasiswa se-Kota Jayapura, di Lingkungan kampus Uncen Bawah FKIP Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Kamis, (15/08/2024)
Aksi demontrasi tersebut mengangkat dua isu utama:
1. ketidak adilan dalam Perjanjian New York 1962 Orang Asli Papua OPA
2. Penolakan terhadap rasisme yang dialami masyarakat Papua.
Dalam kesempatan itu, Koordinator aksi, Enes Dapla, mengatakan bahwa, bagaimana erjanjian New York Agreement Tahun 1962 itu cacat hukum karena tidak melibatkan Masyarakat Papua atau orang Asli Papua (OAP) dalam proses pembuatannya. “Perjanjian itu menjadi dasar aneksasi Papua oleh Indonesia melalui Pepera 1969, yang kami anggap itu, ilegal dan penuh manipulasi,” ungkap Dapla.
“Ia lanjut, Selain itu, juga menyoroti isuh rasisme yang terus dirasakan masyarakat Papua atau orang Asli Papua (OAP)”, ujar Enes
“Ia lanjut, Rasisme bukan hanya musuh Papua, tetapi juga musuh dunia. Aksi ini adalah bentuk perlawanan Mahasiswa terhadap segala bentuk rasisme, tidak hanya di Papua tetapi di seluruh dunia,” jelas Enes.
Aksi protes yang awalnya direncanakan berlangsung hingga sore hari dibatasi oleh pihak kepolisian hanya sampai pukul 12.00 WIT. Tetapi kalau tidak kami lanjut sampai sore dan meskipun demikian, Mahasiswa tetap melanjutkan aksi di halaman sekretariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen”, Jelas Dapla
“Kami tidak melanggar hak asasi siapa pun, namun pihak kepolisian tetap membatasi aksi ini. Bahkan mereka masuk ke kawasan kampus, yang seharusnya tidak diperbolehkan menurut undang-undang,” ungkap Dapla.
Mahasiswa menekankan bahwa aksi mereka adalah bentuk penyampaian aspirasi secara damai, tanpa tindakan anarkis. “Kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak setiap warga negara, termasuk pelajar,” tegasnya.
“Ia lanjut, kami dari Mahasiswa dan Rakyat Papua berbagai organisasi bergabung dalam aksi protes perjanjian New York Agreement tanggal 15 Agustus tahun 1962 ini melakukan aksi damai melawan terkait Rasisme terhadap kami orang Papua Tahun 2019 maka dari itu kami Mahasiswa dan Rakyat Papua melawan Rasisme itu sendiri”,
“Ia selain itu juga, kami melakukan aksi protes ini memperingati hari New York Agreement 15 Agustus 1962 dimana mereka melakukan pertemuannya, mereka tidak melibatkan orang asli Papua oleh sebab itu, kami dari Mahasiswa, Rakyat Papua, dan berbagai organisasi aki melakukan aksi demontrasi protes untuk mendesak kepada PBB menginjauh kembali karena pada saat itu, pertemuan di Roma tidak melibatkan Orang Asli Papua (OAP)
“Pesannya kami mendesak kepada Negara Indonesia dan PBB memberikan hak penuh kepada kami orang Papua. Maka tidak memberikan hak kepada bangsa Papua berarti kami melakukan aksi terus sampai Papua terlepas dari Indonesia”. Tegas Enes Dapla
(Detikpapua/Emanuel H.Boga)