
(Jembatan masa lalu ke masa depan!)
*Jhon Gipedi Nawipa
Masa kecil adalah babak kehidupan yang penuh warna, di mana tawa, canda, dan permainan sederhana menjadi pondasi pembentukan karakter kita. Di balik momen-momen polos itu, tersimpan pelajaran mendalam yang sering kali baru kita sadari di kemudian hari. Melalui kisah ini, saya ingin mengundang teman-teman lama untuk mengenang kembali masa-masa penuh keajaiban itu—masa di mana mimpi-mimpi besar mulai berakar di tengah kesederhanaan. Mari berbagi perjalanan, merangkai nostalgia, dan menyelami makna yang membawa kita lebih dekat pada cita-cita.
Masa Kecil dan Kerinduan
Masa kecil adalah lembaran awal kehidupan yang penuh warna, di mana tawa lepas dan kenakalan kecil menjadi bagian dari perjalanan sederhana namun bermakna. Dalam kesederhanaan itu, kita menemukan dunia yang penuh imajinasi—bermain pura-pura menjadi pemimpin kecil, menjelajah sudut-sudut dusun, atau sekadar berlari-larian di bawah langit sore yang berwarna jingga. Semua itu terasa begitu nyata dan abadi, seolah waktu tak mampu menghapus jejak-jejaknya dari ingatan kita.
Namun, seperti layaknya perjalanan hidup, masa kecil kita telah berlalu, digantikan oleh tanggung jawab dan realitas dewasa yang sering kali membuat kita lupa betapa berharganya momen-momen tersebut. Hari ini, kita mungkin dipisahkan oleh jarak, waktu, dan kesibukan masing-masing. Tetapi, kenangan masa kecil itu tetap menyala, menjadi titik temu yang tak lekang oleh perubahan zaman.
Kenangan-kenangan itu tidak hanya membentuk siapa kita hari ini, tetapi juga menjadi jembatan penghubung yang menyatukan kita di tengah berbagai perbedaan dan tantangan hidup. Di balik cerita sederhana tentang petualangan masa kecil, tersimpan nilai-nilai kebersamaan, keberanian, dan harapan yang terus kita bawa hingga kini.
Mari kita jadikan masa kecil bukan sekadar nostalgia, tetapi juga sumber inspirasi. Lewat cerita dan kenangan, kita dapat saling menguatkan, mengingatkan bahwa di tengah perjalanan hidup yang penuh liku, kita pernah memiliki akar yang sama—akar yang menumbuhkan kekuatan, mimpi, dan semangat untuk terus melangkah.
Hubungan dan Pentingnya Teman Lama
Teman masa kecil adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidup. Mereka hadir di masa-masa ketika hidup begitu sederhana, jauh dari hiruk-pikuk dunia dewasa. Bersama mereka, kita belajar makna persahabatan yang murni, tanpa pamrih dan penuh kejujuran. Mereka adalah guru terbaik yang, tanpa kita sadari, mengajarkan pelajaran-pelajaran mendalam tentang memaafkan, berbagi, dan menerima kekurangan satu sama lain.
Setiap momen yang dihabiskan bersama teman lama menjadi serpihan kenangan yang membentuk kita. Dari tawa kecil hingga pertengkaran sepele, semuanya menyisakan jejak emosional yang terus kita kenang hingga kini. Mereka adalah saksi perjalanan awal kita, saat kita pertama kali menemukan arti kebahagiaan sederhana, rasa percaya, dan dukungan tanpa syarat.
Namun, seiring berjalannya waktu, kehidupan membawa kita pada jalan masing-masing. Jarak, kesibukan, dan perubahan sering kali memisahkan kita. Meski begitu, kenangan bersama teman lama tidak pernah benar-benar hilang. Ia tetap hidup dalam hati, menjadi pengingat akan masa-masa di mana kita merasa utuh, diterima, dan dicintai apa adanya.
Lewat tulisan ini, saya ingin menghidupkan kembali kisah-kisah yang pernah kita jalani bersama. Bukan hanya untuk bernostalgia, tetapi juga untuk merayakan persahabatan yang telah menjadi bagian penting dari perjalanan hidup kita. Teman lama bukan sekadar bagian dari masa lalu; mereka adalah fondasi yang menopang kita dalam memahami arti hubungan yang sejati, sekaligus pengingat bahwa di tengah kompleksitas hidup, selalu ada kebahagiaan sederhana yang layak dirayakan.
Semua Ada pada Waktunya
Hidup adalah perjalanan yang penuh warna, dengan setiap fase menyimpan pelajaran dan kenangan yang tak tergantikan. Masa kecil adalah salah satu babak yang paling berkesan—masa di mana kita belajar memahami dunia melalui tawa, kenakalan, dan permainan sederhana. Melalui tulisan ini, saya ingin mengenang kembali perjalanan bersama teman-teman masa kecil di dusun kampung halaman kita.
Rindu dan sedih sering kali menyelimuti ketika mengingat hari-hari penuh canda itu. Walaupun waktu telah membawa kita berpindah tempat, baik ke kota maupun ke pelosok yang jauh, kenangan itu tetap hidup di hati. Jika kehidupan membawa kita ke jalan masing-masing, saya berharap kalian dapat menuliskan kisah perjalanan kalian, seperti mencatat ingatan di buku harian. Karena dengan berbagi cerita, kita dapat kembali merasakan kehangatan masa kecil yang kini hanya tersimpan dalam memori.
Ingatkah kalian permainan otwboon yang dulu sering kita mainkan? Saat itu, kita berpura-pura menjadi pemimpin kecil, membangun dunia imajinasi dengan tawa sebagai bahan bakarnya. Betapa sederhana, namun asyik dan penuh makna. Hal-hal kecil yang kita lakukan bersama itu sesungguhnya memiliki dampak besar. Jangan pernah menyerah atau patah hati jika kehidupan dewasa terasa berat. Kenangan dan pengalaman itu adalah guru terbaik yang mengajarkan kita untuk terus melangkah ke depan, dengan harapan dan semangat yang tak pernah padam.
Pengetahuan moral dan kebijaksanaan kita banyak berasal dari kisah-kisah kecil di masa lalu. Kita bisa belajar dari orang-orang sukses yang memulai perjalanan mereka dari hal-hal sederhana. Sama seperti kita, mereka juga memulai dari ruang kecil—ruangan tempat kita dulu bermain dan bercengkerama bersama. Setiap kenangan itu menjadi fondasi yang menguatkan kita untuk menghadapi masa depan. Jadi, mari “gas penuh” ke ruang kehidupan berikutnya, tanpa melupakan akar kita.
Waktu yang telah kita lalui bersama adalah sesuatu yang berharga dan tak tergantikan. Saya tidak bisa melupakan teman-teman yang kini tersebar, baik di dusun kampung halaman maupun di kota besar. Waktu memang tidak bisa diputar kembali, tetapi kisah-kisah kita tetap abadi. Saya menunggu cerita kalian, agar kerinduan ini terobati. Jika kalian tidak menulis dan mengenang kisah kecil kita, mungkin kalian tidak lagi peduli pada kenangan ini.
Sebagai catatan kecil yang spesial untuk teman-teman masa ingus, izinkan saya berkata, jangan pernah lupa teman masa kecil. Mereka adalah guru terbaik yang mengajarkan arti kebersamaan, pengampunan, dan penerimaan. Jika ada kenakalan, keterbatasan, atau kesalahan yang pernah saya lakukan, maafkanlah saya. Karena di balik kenangan itu, ada rasa syukur yang tak terhingga atas persahabatan kita.
Mari terus melangkah dengan membawa semangat masa kecil—semangat yang sederhana namun penuh kekuatan. Karena, seperti yang kita yakini, semua ada pada waktunya.
Waktunya Merindukan Kalian
Manusia adalah makhluk sosial yang tak pernah lepas dari kebutuhan akan hubungan dengan sesamanya. Kehadiran teman, baik teman lama maupun baru, selalu menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan. Dalam kesibukan hidup, ada saat di mana kerinduan terhadap teman-teman lama menghampiri, menjadi kenangan yang hangat namun sekaligus melahirkan ruang kosong di hati.
Suatu sore, rasa rindu itu semakin menyentuh hati saya. Dalam upaya mengatasi rasa kehilangan tersebut, saya memutuskan pergi ke taman, berharap suasana di sana dapat menjadi pelipur lara. Setibanya di taman, saya melihat sekelompok orang sedang berolahraga bersama. Pemandangan itu mengingatkan saya pada masa-masa bermain dengan teman-teman lama—masa ketika tawa lepas dan kebersamaan adalah hal yang paling berharga. Dengan sedikit keberanian, saya mendekati mereka dan bertanya, “Apakah saya bisa bergabung dalam olahraga ini?”
Saat pertanyaan itu meluncur, ada perasaan takut yang menghantui. Bagaimana jika mereka tidak menerima saya? Namun, ketakutan itu saya redam, karena keinginan untuk memulai hubungan baru lebih kuat. Setelah olahraga usai, salah satu dari mereka mendekati saya dan berkata dengan ramah, “Pertanyaan Anda tadi kami terima. Anda boleh bergabung, tetapi dengan syarat menjaga diri dan menjaga bersama tempat ini, karena lapangan ini terbuka untuk umum.”
Kata-kata sederhana itu memiliki makna yang mendalam. Bukan hanya soal diterima, tetapi juga tentang tanggung jawab bersama—sebuah pengingat bahwa hubungan sosial tidak hanya tentang mendapatkan, tetapi juga memberi. Keesokan harinya, luka di hati saya terasa mulai sembuh. Bersama teman-teman baru, saya merasa lebih ringan dan kembali menemukan kebahagiaan sederhana.
Dalam momen ini, saya menyadari betapa pentingnya teman, baik yang baru maupun yang lama. Teman lama adalah akar yang menyimpan kenangan dan pembelajaran hidup, sementara teman baru adalah ranting yang membawa kehidupan kita berkembang. Tanpa mereka, hidup terasa hampa, tanpa cerita yang layak dikenang.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman lama yang telah memberi warna pada masa kecil saya dan kepada teman-teman baru yang kini memberi semangat untuk terus melangkah. Kalian adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup saya, pengingat bahwa manusia tidak pernah benar-benar sendiri. Dalam hubungan itulah, kita menemukan makna hidup yang sejati.
Bersama Itu Bahagia
Tidak semua orang merasa nyaman dengan banyak hubungan sosial. Ada kalanya manusia memilih untuk menyendiri, menikmati ruang pribadi yang terasa aman. Namun, dalam keheningan itu, kita sering diingatkan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Hubungan dengan orang lain, meskipun tampak sederhana, membawa dampak positif yang besar—dari berbagi kebahagiaan hingga saling menguatkan di masa sulit.
Di tengah kesibukan sehari-hari, waktu terasa berjalan begitu cepat. Oleh karena itu, momen-momen liburan sering kali menjadi kesempatan emas untuk menyegarkan pikiran, menjelajah tempat baru, dan mempererat hubungan dengan orang-orang terdekat. Liburan bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang perjalanan dan cerita yang kita ciptakan bersama.
Pada bulan Juni dan Juli lalu, saya berkesempatan menikmati liburan bersama dua teman baik. Perjalanan kami dimulai dari Jakarta menuju Cilacap, Jawa Tengah. Meski sederhana, perjalanan ini membawa banyak kenangan berharga yang sulit dilupakan.
Di perjalanan, kami bercanda, berbagi cerita, dan menikmati pemandangan yang terus berganti. Ketika tiba di Cilacap, kami disambut oleh keindahan pantai yang membentang luas dan keramahan penduduk lokal. Momen-momen itu menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak selalu ditemukan dalam hal besar; terkadang, ia hadir dalam kebersamaan yang tulus.
Liburan ini juga mengajarkan saya bahwa hubungan dengan teman adalah salah satu aset terbesar dalam hidup. Bersama mereka, setiap tantangan terasa lebih ringan, dan setiap kebahagiaan menjadi lebih berarti. Perjalanan ini tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi juga menguatkan ikatan yang kami miliki.
Melalui cerita ini, saya ingin mengingatkan bahwa kebahagiaan sering kali ditemukan dalam kebersamaan. Luangkan waktu untuk berbagi cerita, tertawa, dan menikmati hidup bersama orang-orang yang kita cintai. Karena pada akhirnya, hidup bukan hanya tentang tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga tentang perjalanan yang kita jalani bersama.
Perjalanan Jakarta Menuju Cilacap, Jawa Tengah
Pada Selasa, 12 Agustus 2024, saya bersama saudara Emanuel Muyapa dan Berlin Tenouye memulai perjalanan menuju Cilacap, Jawa Tengah. Perjalanan ini tidak sekadar menjadi momen refreshing, tetapi juga kesempatan berharga untuk menjelajahi tempat belajar Kaka Muyapa di Cilacap.
Malam sebelum keberangkatan, kami sibuk menyiapkan barang-barang di Asrama Dogiyai (Asdo), Jakarta. Kaka Muyapa telah membooking tiket kereta api kelas ekonomi untuk kami bertiga, dengan total biaya Rp249.000. Tiket tersebut sudah dipesan jauh-jauh hari, tepatnya empat hari sebelumnya, untuk memastikan perjalanan kami berjalan lancar.
Pagi hari, sekitar pukul 07.30 WIB, kami memesan transportasi menuju Stasiun Pasar Senen. Setibanya di sana, kami menyempatkan diri untuk sarapan di sekitaran pasar depan stasiun sambil menikmati secangkir kopi hangat. Di sela-sela itu, Kaka Berlin berbagi cerita tentang pengalaman dan kisah nyata yang ia lalui selama masa studinya. Momen-momen ini terasa begitu akrab, menguatkan hubungan persaudaraan di antara kami.
Kereta berangkat dari Stasiun Pasar Senen pada pukul 10.30 WIB. Sepanjang perjalanan, kereta berhenti di beberapa stasiun untuk transit, memungkinkan penumpang turun dan naik sesuai tujuan masing-masing. Suasana perjalanan terasa nyaman, dan kami memanfaatkan waktu senggang untuk menikmati kopi dan mengobrol ringan. Perjalanan yang penuh canda tawa ini seolah menjadi jeda yang menyegarkan dari rutinitas.
Setelah menempuh perjalanan panjang, kami tiba di Cilacap pada malam hari. Dari stasiun, kami langsung menuju kontrakan Ikatan Pelajar Mahasiswa Mimika (IPMAMI), tempat kami menginap. Setibanya di sana, suasana hangat langsung terasa. Dua teman yang sudah menunggu menyambut kami dengan makanan yang sedang dimasak, termasuk hidangan khas berupa daging babi. Kebersamaan ini menjadi momen istimewa yang memperkuat rasa persaudaraan di antara kami.
Perjalanan ini berlangsung lancar, sebuah pengalaman yang terasa seperti berkah dari Tuhan. Kisah ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang mempererat hubungan dan meninggalkan kenangan indah. Semoga cerita ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah kecil dalam hidup dapat membawa makna besar untuk masa depan.
Kesan dan Pesan dari Sebuah Perjalanan
Perjalanan ini adalah salah satu momen yang penuh kenangan indah bersama teman-teman terdekat. Setiap tawa, cerita, dan kebersamaan selama perjalanan ini seolah menjadi pengingat betapa berharganya hubungan yang tulus. Masa kecil dan pengalaman sederhana, seperti perjalanan ini, memiliki nilai yang begitu mendalam. Ia tidak hanya membentuk siapa kita hari ini, tetapi juga memberikan landasan moral dan emosional yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan.
Kepada teman-teman dan pembaca, izinkan saya menyampaikan pesan sederhana namun bermakna: jangan pernah melupakan masa kecil kita. Kisah-kisah kecil yang kita lalui, seberapapun sederhananya, menyimpan pelajaran berharga dan menjadi motivasi terbaik untuk melangkah maju. Masa kecil adalah fondasi, dan hubungan yang kita bangun saat itu adalah pengingat akan kebahagiaan yang sejati—yang ditemukan dalam hal-hal kecil namun penuh arti.
Mari terus berbagi cerita dan saling mengingat, karena kebahagiaan sejati sering kali lahir dari kebersamaan. Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, hubungan kita dengan sesama adalah aset terbesar yang harus kita jaga. Bersama, kita bisa menghadapi masa depan dengan lebih kuat dan penuh harapan. Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024. (*)
)*Penulis adalah Mahasiswa Jakarta yang kini menempuh pendidikan di kota metropolitan.