20 Juni 2025

DETIK PAPUA

Berita Papua Terkini

Ketua I MRP Papua Pegunungan Buka Pelatihan Pengembangan Diri OAP: Membangunkan Papua dari Tidur yang Lama

DETIKPAPUA.COM ; Wamena – Papua telah lama tertidur, baik secara mental maupun fisik. Kini saatnya bagi masyarakat dan generasi muda untuk bangkit dan membangun diri menuju masa depan yang lebih mandiri.

Wakil Ketua II MRP Papua Pegunungan Benny Mabel dalam sambutanya mengatakan, Ada dua aspek utama yang perlu diperhatikan dalam kebangkitan ini, mental dan fisik. Mental masyarakat telah lama tertidur, kehilangan daya juang dan semangat untuk berkembang. Sementara itu, fisik juga mengalami kelumpuhan—kaku dan perlu dibangkitkan kembali agar mampu bergerak maju.

Tokoh Hubula, Agus Alua, pernah mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi ini.

“Orang Papua adalah mayat hidup yang sedang berjalan,”. Artinya, otot dan mindset sudah tidak bisa berpikir lagi, fisik tidak bisa bergerak lagi.”

Lebih lanjut, Benny Mabel mengatakan,Bantuan sosial seperti raskin dan dana desa, yang seharusnya menjadi dorongan untuk berkembang, justru menciptakan pola pikir yang pasif dan bergantung.

“Semua bantuan ini membuat bermental instan. Otak tidak bergerak, uang hanya singgah di kios-kios dan hotel-hotel. Kami orang Papua seperti tempat persinggahan,” ujar Benny Mabel, Kamis,(15/5/25).

Ia menegaskan bahwa perubahan pola pikir sangat penting, yakni dengan revolusi otak dan mindset baru yang mengedepankan kerja keras.

Ia juga menekankan bahwa orang Papua bukanlah masyarakat miskin.

“Tanah ini adalah harta karun yang tidak akan pernah habis. Di dalam tanah terdapat kekayaan yang luar biasa. Kita harus menggunakan otak dan fisik untuk mengolahnya agar memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Selama pelatihan dua hari ini, para peserta diajak untuk mulai berpikir mandiri dan memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran. Agus mengajak peserta untuk menjadikan ponsel sebagai sarana belajar. Semua punya HP, jadikan HP sebagai tempat belajar, bukan hanya untuk hiburan. Belilah pulsa untuk ilmu, bukan sekadar kesenangan. Ketika kita bersahabat dengan ilmu, kita bisa membangun dan bangkit,” paparnya.

Sebagai penutup, Benny berharap agar kegiatan seperti ini terus dilakukan secara berkelanjutan. Saya berharap kegiatan ini bukan hanya sekali, tetapi harus dilakukan terus-menerus,” ujarnya.

Sementara itu, KK Jose menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Saya bangga bisa bersama anak-anak muda di Wamena. 50 persen peserta berasal dari Papua Pegunungan, yang ingin kegiatan ini dilakukan secara inisiatif,” katanya.

Jose, yang berasal dari Sentani dan memiliki latar belakang akademik, juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap masalah di lapangan. Saya bisa mengidentifikasi berbagai masalah di lapangan. Sekarang banyak yang mengenal saya, tetapi saya dikenal karena media sosial,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Papua harus bangkit dari tidur yang lama.

“Orang-orang dari penjuru dunia datang mengambil kekayaan kita, tetapi pada akhirnya kita yang harus membayarnya. Ini harus berubah,” tegasnya.

Jose menegaskan bahwa orientasinya bukan soal uang, melainkan perjuangan untuk perubahan.

“Banyak pihak mungkin tidak senang dengan kegiatan ini, tetapi saya tetap berkomitmen untuk terus mendorong perubahan,” tutupnya

Dalam kegiatan ini juga dihadiri Anggota DPRP Papua Pegunungan Fransina Daby juga sebagai donatur dalam kegiatan ini.(AW)

Loading

Facebook Comments Box