
Paskah Persfektif Sejarah
Oleh : Wilson Wenda
Apa itu Paskah?
Dalam upaya menjelaskan Paskah , sebelumnya lebih dahulu memahami bangsa Israel sebagai bangsa apa dibumi, bagaimana cerita mereka dalam catatan sejarah, lalu bisa mengetahui lebih lanjut mengenai paskah. Dengan demikian Paskah Pertama di lakukan dari Perjanjian Lama (Alkitab) atau “Pembebasan” Bangsa Israel dari Perbudakan di tanah Mesir pada tanggal 14 bulan pertama dalam kalender orang ibrani, yaitu bulan Nisan atau Abib, pada waktu senja, pasca ke sepuluh tulah menimpah bangsa Mesir dibawah Rezim Firaun. Dalam konteks kalender Gregorian ialah sekitar akhir bulan Maret-awal bulan April peristiwa ini terjadi.Kalender Gregorian ini digunakan sampai sekarang, sementara Perjanjian Baru perayaan paskah dirayakan, pasca penyaliban Yesus sekitar tahun 33 Masehi sejak Kelahiran Yesus.
Secara Etimologis Istilah “Masehi” yang poluler diindonesia dan beberapa Negara Melayu lainya berasal dari bahasa Arab (Almasih) yang berarti “Yang Diurapi” atau “Mesias”,sebuah gelar yang merujuk pada Yesus Kristus.Penggunaan Istilah “masehi” untuk kalander ini berdasarkan system penanggalan Anno Domoni (AD) atau “Tahun Tuhan “yang perhitunganya dimulai dari tahun yang secara tradisional dianggap sebagai tahun kelahiran Yesus Kristus (tahun 1 Masehi). Lantas, apa arti Paskah sesungguhnya?
Secara Etimologis arti Kata “Paskah” dalam Bahasa Ibrani disebut “Pesakh” yang berarti “Melewati” (Kel.12:11) atau to pass over sementara dalam Bahasa Yunani Pesakh yang artinya melewati untuk orang Ibrani, sedangkan dalam Bahasa Inggris Passover artinya sama lalu yang baru dalam bahasa inggris juga di sebut Easter, Peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, tidak dipakai dalam terjemahan bahasa asli tetapi dipakai dalam terjemahan Inggris (KJV) –Kis. 12:4
Dalam Gereja Kristen Perayaan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian yang berarti Dia telah membayar lunas tebusan bagi dosa-dosa manusia. Kristus dirayakan sebagai Pemenang dan menjadi Raja bagi umat manusia.Dengan demikian Paskah dianggap sebagai Penggenapan dan pembaharuan bagi orang Ibrani dan mereka yang meyakini Ketuhanan Yesus Kristus di dalam hidup.
Paskah Pertama
Perayaan paskah pertama bangsa Israel terjadi saat mereka akan keluar dari tanah Mesir, tepat pada tanggal 14 bulan pertama dalam kalender Ibrani, yaitu bulan Nisan atau Abib pada waktu senja. Dalam kalender orang Ibrani, bulan Nisan dan perayaan paskah diperkirakan pada akhir maret – Awal April sesuai kalender versi Georgorian pada 4 Februari 1582 sesuai kesepakatan Konsili Nikea I, Roma, Italia.Tradisi Perayaan ini dirayakan oleh orang Israel secara turun-temurun hingga masa Yesus Kristus.
Biasanya juga perayaan dilakukan sebagai pengingat akan hari pembebasan dari perbudakan Bangsa Mesir dan melewati padang Gurun sampai ke wilayah kanaan dengan penyertaan Tuhan yang gagah perkasa dibawah komando Musa dan Harun.Lalu peristiwa penting itu juga diceritakan kepada anak-anak akan pembebasan yang dilakukan oleh Tuhan Sendiri untuk “mereka” dari waktu ke waktu sebagai pengingat akan penyertaan akan Tuhan mereka.
Dibawah komando Yosua, Tanah Kanaan direbut lalu diduduki oleh orang Israel sesuai Perjanjian Allah dengan Abraham (kej 12:1-7,kej:14-17,kej:15:18-21).Bangsa Israel menduduki tanah Kanaan sampai Penaklukan oleh Bangsa Roma pada 70 Masehi dari Jenderal Titus lalu Israel berdiaspora ke seluruh dunia, kemudian kembali ke Yerusalem di abad 19, berdiri dan berdaulat sebagai bangsa yang diakui pada 14 Mei 1948 dibawah Komando Zionis, David Been Gurion.
Setelah negeri itu ditinggali dan lainya berdiaspora di seluruh dunia, mereka tetap merayakan paskah.Di mana, masa Yesus Biasanya, orang Ibrani Pergi ke Yerusalem mempersembahkan korban Paskah untuk merayakan pembebasan mereka dari perbudakan tanah Mesir sebagai peringatan akan peristiwa pembebasan.
Paskah kedua
Pada Masa Romawi dibawah Komando Kaisar Agustus, Israel menjadi bagian dari wilayah cakupan Siria yang gubernurnya ialah Kirenius sedangkan wilayah koloni ini memiliki Raja kecil Ialah Herodes, sedangkan Wali Negeri Ialah Pilatus, disanalah Yesus Kristus lahir dan memulai Misinya. Lalu Paskah kedua ini dimulai pada Masa Yesus Kristus di Umur ke 33 Tahun bersama Murid-muridnya berada di Yerusalem dalam masa pelayanan-Nya sebelum menuju Peristiwa penyaliban yang tragis oleh Bangsa Romawi dangan Praktek hukuman Menyalibkan orang. Yesus mengklaim bahwa perayaan Paskah berikut sebagai peringatan akan Dia, Ia juga menjadi penggenapan akan harapan dan perbaikan hubungan antar Allah dengan manusia yang sudah rusak itu diganti dengan nyawa dan dara-Nya (Luk,22:7 -46).Hukuman Menyalibkan orang ini, menjadi salah satu Hukuman terkejam di masanya.
Perjamuan Malam terakhir sebelum penangkapan-Nya, yang Yesus rayakan dengan murid-murid-Nya dan mengingatkan mereka akan siapa diri-Nya,apa peran-Nya dan akan kemanakah ia sesudah penyaliban nanti, kemudian penguatan kapasitas bagi murid-murid-Nya (luk:22:7-46).Usai itu, Yesus ditangkap, disiksa sesuai hukum Romawi dan disalibkan oleh tentara Roma atas Kehendak Orang Israel sendiri dibawah permintaan petinggi agama Yahudi di Yerusalem dihadapan Rakyat dan disaksikan oleh semua orang.
Apa hubungan paskah pertama dan kedua sebagai perayaan terbesar bagi Israel?
Peristiwa perayaan paskah pertama dan kedua ini, apa hubunganya dan dimanakah hubunganya, lalu seberapa pentingkah kedua hal tersebut?, tentu untuk menjawab ini, dilihat dari peristiwa besar di masa lalu oleh orang Ibrani dan Peristiwa Yesus Kristus, kemudian keduanya mengarah pada “pembebasan” akan sang Ilahi atau kesadaran Rakyat akan penindasanya, haknya di injak, ditekan, diperbudak dan menerima berbagai tekanan oleh orang lain dengan keadaan di sengaja.
Oleh sebab itu, paskah ini ialah pembebasan yang diberikan karena belas kasihan dan anugerah oleh sang Ilahi sendiri.Namun Harganya Ialah “Dara” Anak domba dan Dara serta nyawa Yesus sendiri sebagai bayaranya.
Perayaan Paskah bagi dunia
Perayaan paskah ini, bagi dunia dan bangsa lain ialah sebagai tradisi orang Ibrani secara turun-temurun. Memang awalnya dianggap demikian, namun setelah peristiwa Penyaliban Yesus paradigma ini mulai berubah karena banyak orang yang mempercayai Yesus Sebagai Tuhan dalam diri mereka.Kepercayaan tersebut di mulai sejak Yesus berangkat atau naik ke Sorga dan Murid-murid-Nya menyaksikan peristiwa itu, (Kis: 1: 6- 11) lalu mereka menyebarkan ajaran-Nya diantara orang Israel dan seluruh dunia oleh murid-murid-Nya.
Namun dalam konteks paham Dunia, masih meragukan itu, karena belum ada bukti otentik yang membuktikan untuk bisa disentuh oleh kemajuan ilmuh pengetauan masa kini.Banyak kalangan meyakini bahwa Peristiwa ini sekedar cerita fiksi dan fantasi kaum agamawi Yahudi dan Kristen serta kesesatan berfikir(Vallacy).Dengan demikian dunia menolaknya sampai kepada lahirnya Atheisme di banyak Bangsa.
Perayaan Paskah Bagi Indonesia
Di Indonesia sendiri masih mengakui dan menghargai toleransi beragama, namun Islam lebih dominan dengan demikian perayaan paskah tidak semeriah bangsa yang mayoritasnya Kristen seperti Inggris.Tetapi orang Indonesia Kristen, biasanya melakukan Perayaan paskah dengan kegiatan, Kamping, mencari telur, paskah, seminar-seminar, reat-reat sebagai pembangunan kapasitas Iman dan membangun persektuan bersama.
Orang Indonesia Kristen hingga sekarang juga beberapa tempat seperti di Jawah, Makasar dan Ace, masih melarang orang untuk beribadah sampai kepada penganiayaan juga oleh kaum mayoritas dan fanasisme agama seperti, HTI, FPI dan ormas – ormas Islam lainya disana. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam menghargai dan menjunjung tinggi toleransi beragama sesuai dasar Negara yaitu Pancasila oleh bapa-bapa Pendiri bangsa sebagai sebangsa dan setanah air Indonesia.
Perayaan Paskah Bagi Papua
Gereja bertumbuh dan berkembang di tanah papua sejak abad ke 18. Sejak itu para Misionaris berdatangan di seluruh penjuruh dunia termasuk di papua. Beriringan dengan semangat bangsa eropa untuk menaklukan dunia dengan semangat penjajahan atau kolonialisme didunia. Awalnya Belanda sudah menguasai kawasan di asia tenggara, Nusantara, semenanjung Malaya, Tidore dan Irian. Wilayah-wilayah ini di sebut Wilayah Hindia-Belanda masa itu. Mereka berpusat di Batavia atau Tanah Jawah dan mereka berupaya melakukan pencarian rempah-rempah diwilayah-wilayah ini, lalu perdagangkan hasil bumi negeri Nusantara ke penjuru Dunia atas mandate Inggris pada 1824. Kala itu Inggris menjadi penguasa dunia setelah Imperium Romawi Runtuh dan kerajaan ini berkuasa kurang lebih selama 4 abad menguasai dunia
Tepat 28 Oktober 1855 di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua barat, Ottow dan Geisler berkebangsaan Jerman mendarat disana membawah Misi Injil. Sementara sekitar 39 tahun kemudian (22 Mei 1894), pastor Cornelis Lee Cocq d’Armandville masuk di sekru, Fakfak, Papua Barat membawa misi Katolik. Jauh sebelumnya penyebaran Agama Islam lebih dahulu berada didaratan Papua di fak-fak disebarkan dengan jalur perdagangan melalui Tidore diperkirakan sejak abad ke 13 oleh Abdul Ghafar kurang lebih 5 abad lebih duluh ditanah Papua.
Memang perlu disadari bahwa sebelum agama-agama asing berdatangan. Ditanah Papua sudah ada Agama-agama kuno yang diyakini oleh Masyarakat Melanesia, West papua. Lantas, Masyarakat suku Lani dengan keyakinan “Nabelan – kabelan “ atau kekekalan dan kehidupan. Dalam agama ini berpandangan bahwa ada sosok besar sedang melihat setiap aktivitas manusia, apapun yang dikerjakan oleh manusia sedang dilihat dan diawasinya. Mereka meyakini dan berpatokan pada Matahari yang tak pernah musnah namun bermanfaat bagi kehidupan dibumi ini.
Sedangkan Gereja Baptis juga memiliki sejarah tersendiri dengan segala tantangan pelik di setiap masanya. Perjalanan sejarah ini dimulai sejak 28 Oktober 1956 di Tiom Lanny Jaya Papua Pegunungan oleh para Misi Australia Baptist Missionary Society (ABMS) yang berkebangsaan Australia yakni mereka masing-masing bernama Norman Draper, Hein Noordyck dan Ian Gruber bersama tiga orang asal Sentani.
Pelayanan mereka tidak lama, kurang lebih 10 tahun di Papua, khususnya di Lani Jaya Papua Pegunungan. Selanjutnya Injil Itu dimandatkan melalui Konferensi ke I pada 14 Desember 1966 di Yaneme, Magi, Lanny Jaya, Papua Pegunungan kepada orang Pribumi oleh Misi bersama Jemaat bermufakat bersama. Proses ini terjadi karena desakan atas situasi politik yang tak menentu menimpah orang papua yang berdampak pada misi yang menyebarkan (Misionaris) injil ditanah papua untuk mendorong konferensi tersebut.
Pemerintah Indonesia beranggapan bahwa peran misi juga akan menjadi ancaman bagi pemerintah karena keberadaan mereka tentu akan membantu orang pribumi untuk menentukan nasib sendiri atau disebut penentuan pendapat rakyat (Pepera) pada 1969 yang akan digelar diseluruh tanah Papua nanti.Bagi mereka, keberadaan misi menjadi ancaman serius bagi Rezim Presiden Ir Soekarno. Dengan demikian didoronglah militerisme ditanah papua dalam jumlah Besar untuk pengamanan Tanah Papua .
Peristiwa ini terjadi disebabkan oleh situasi politik Global dan Nasional yang terus berubah dari waktu ke waktu dan berdampak serius pada penyebaran injil dan keberadaan orang Papua diatas tanah sendiri sebagai manusia yang utuh.Orang Papua menjadi Korban atas situasi itu, terutama sisi Fisik dan Psikis.Geopolitik pasca perang dunia ke II melahirkan banyak Negara-nagara di dunia.Berdampak pada trauma berkepanjangan akibat konflik berkepanjangan melanda dunia usai perang-perang itu.Dampak lainya juga Negara-negara dikubu sekutu dan sentral mulai mendeklarasikan diri menjadi Negara berdaulat seperti Indonesia memproklamirkan diri dari Cengkraman Jepang dan Belanda begitu juga Ukraina dari Uni Soviet (Rusia) dan masih banyak lainya.
Situasi- situasi itu melahirkan masalah-masalah baru bagi masyarakat pribumi untuk bertumbuh dan berkembang demi menentukan nasibnya dan Imanya dibumi menjadi sulit.Tentu tata kehidupan menjadi rusak dan bergeser, cara memandangi duniapun menjadi berbeda dari sebelum-selelumnya pergeseran paradigma yang serius dalam sejarah umat manusia. Nasib-nasib Negara-negara ini pun tergantung pada perubahan situasi politik dunia dan domestic. Tidak hanya itu, kebanyakan wilayah- wilayah bekas misi juga dikendalikan oleh Negara asalnya (Penjajah) atau wilayah admistrasi terdekat sesuai kesepakatan politik di panggung Internasional dengan motif tertentu. Disepakati lalu dikuasai ulang dengan model baru, itu disebut Neo kolonialisme.
Sementara di Papua dengan segala keterbatasan, pekabaran injil penyelamatan umat Manusia ini dijalankan oleh orang papua sendiri untuk penyelamatan suku-suku lain di tanah Papua. Pekabaran ini terus berjalan hingga sekarang sudah dan sedang mencapai banyak gereja di tanah Papua. Didalam Kubu Gereja – gereja Baptis West Papua sendiri terdiri dari 327 gereja dan 27 Wilayah serta 2 Gereja Otonom tersebar ditanah Papua.
Gereja terus berkembang tetapi masalah-masalah terus meningkat secara internal dan ekternal. Lantas secara Internal banyak orang percaya yang menyimpan dari ajaran Injil itu sendiri. Di Wilayah Pelayanan Baptis terus terjadi Perang suku seperti di wamena dengan kasus pemerkosaan dan di Lanny Jaya pasca Pemilihan Umum Kabupaten, masing-masing pendukung Pasangan Calon bertikai dan berujung pada perang yang memakan 1 orang korban jiwa dan banyak yang mengalami luka-luka akibat pertikaian antar ketiga pendukung paslon dalam kurun dua tahun terakhir (2023-2024).
Dampak internal juga pemuda- pemudi diusia produktif banyak mengalami gangguan jiwa. Banyak anak muda menjadi Pengguna aktif Narkoba, ganja, aibon, dan pergaulan bebas. Rentan terjadi pada usia Produktif yang belum ditangani baik oleh gereja dan Pemerintah demi keselamatan umat Tuhan didalam kegeraja Baptis tetapi semua orang asli Papua.
Sedangkan Dampak External ialah pemuda gereja menjadi Korban atas pengajaran-pengajaran yang salah.Doktrinya disedot kedalam diri dan persekutuan lalu tidak diuji baik tetapi diyakini sebagai kebenaran. Isu-isu yang di dengar merupakan pengajaran melalui Ideologi, Nasionalisme dan Prinsip hidup duniawi yang dianut secara bebas oleh Umat beriman. Anak mudah juga belum mampu menguji sebuah kebenaran mana yang berasal dari nalar dan mana yang benar-benar representasi suara Rohkudus.
Tentu ajaran-ajaran itu memikat para pembaca untuk terpikat. Setelah terpikat ajaran yang diterima menjadi ancaman sekaligus peluang teradap diri sendiri untuk membangunya dalam diri dan komunitas secara luas. Rata-rata anak muda bertumbuh dengan mengokomsumsi informasi yang diterima tanpa diujih baik sehingga terjabak atas pikiran sendiri. Oleh sebab itu perlu ada pola yang efektif di bangun oleh Pekerja Tuhan didalam gereja demi penyelematan umat Manusia dibumi dan akhirat.
Lalu kesadaran akan Ketuhanan Yesus sudah ada sejak Injil tersebar di tanah Papua. Kemudian Alkitab diwariskan sebagai Kitab dan kebanaran bagi yang menganutnya, itu menjadi salah situs sejarah terpenting untuk mengetahui perayaan Paskah dan Peristiwah Pembebasan dengan Dara dan Nyawa dari masa lalu- masa Yesus Kristus. Bagi mereka berkayakinan akan ketuhanan Yesus Kristus perayaan Paskah bukan sekedar seremonial agamawi tetapi dirayakan dengan penuh refleksi akan peristiwa penyaliban Yesus demi Pembebasan Umat Manusia secara Spiritual tetapi juga perbudakan umaat manusia yang disegaja oleh alam Gaid dan nyata.
Paskah menjadi Perayaan “Pembebasan” bagi Manusia
Paskah dari sudut sejarah bagi Israel adalah “Pembebasan” dari Perbudakan di Tanah Mesir selama 400 tahun lamanya.Pembebasan tidak diberikan Gratis namun dengan tanda-tanda dan mujizat Tuhan dibawah Komando Musa sebagai Tokoh Publik dimasa itu.Ia juga dibesarkan diistana selama 40 Tahun, tentu Ia menguasai Ilmuh politik, perang, diplomasi, banyak ilmuh pengetahuan lainya dibawah naungan Firaun raja Mesir.Pembebasan diberikan dengan pengorbanan akan dara anak domba yang tidak bercelah bagi Tuhan dan tanda-tanda mujizat menyertai bangsa Israel keluar dari tanah Perbudakan.
Sementara kebebasan berikut diberikan karena belas kasihan dan Anugerah kepada semua manusia tanpa membedakan golongan, suku, ras, etnis dan bangsa tertentu. Sampai kepada Kaum, bangsa dan Negara untuk memilih dan memiliki Tuhan atas semuanya dalam hidup mereka.Dengan demikian mesti perayaan Paskah ini menjadi momentum refleksi dan penyadaran bersama akan karya Pembebasan tanpa batas oleh sang Khalik.
Tabi 15 April 2025.
Penulis, Ketua Kaum Muda Baptis Tabi
Referensi:
Richards, E.G,”Gregorian Calender”, Encyclopedia Britanica, diakses 9 april 2025
Altitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Wikipedia, masa dan waktu kalender Ibrani,ChatGPT diakses 14 April 2025
LPJ, Departeemen Pemuda, latar belakang sejarah gereja Baptis di tanah Papua, diakses 14 april 2025
Neo Ave Historian, diakses 2025
Hasil pengolahan sendiri, per 2024-2025