
Jayapura,DetikPapua.com-Rencana aksi damai menuntut Pemerintah Daerah Mamberamo Tengah untuk memperhatikan mahasiswa/i di kota studi Jawa dan Bali yang diduga terlantar, Bupati Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng) Ricky Ham Pagawak menilai, tindakan mahasiswa tersebut terlalu berlebihan.
Menurut RHP, Pemerintah Mamteng selalu memberikan bantuan studi disetiap kota studi yang ada di Papua mau pun Luar Papua.
“Jangan kurang ajar dengan Pemerintah dalam pengelolaan bantuan studi yang di berikan,”ujar RHP di Jayapura , Kamis (10/6).
Ia menilai, poster online yang disebarkan mahaasiswa terkait aksi damai menuntur perhatian dari Pemerintah Daerah (Pemda) itu ditanggapi Bupati Ricky Hamk Pagawak bahwa, Pemerintah tidak pernah melantarkan mahasiswa.
“Pemda tidak pernah melantarkan mahasiswa/i tetapi mereka (mahasiswa/i) yang melakukan banyak hal yang tidak bijak,”kata Ricky.
Mahasiswa mengklaim Pemda Mamteng lantarkan mahasiswa di kota studi Jawa dan Bali, bupati Ricky mengakuh hal itu berlebihan dan tidak benar karena pihaknya selalu mengsubsidikan bantuan studi secara tunai di setiap kota studi yang ada di Indonesia.
“Seperti di Jogja, mereka minta uang kontrak putra Rp. 60 juta dan Putra Rp. 40 jt. Padahal, mereka kontrak tempat tinggal tidak sampai sebesar itu. Hanya tiga pintu dan bisa dibayar 7 – 9 juta. Sisa uang lainnya mereka pakai,”kata bupati RHP menanggap sikap mahasiswa.
Lanjutnya ia katakan, tempat tinggal yang disewa/dikontrak oleh mahasiswa telah dilunas khusus tahun lalu dan ia mengakuh pernah marah mahasiswa lantaran mahasiswa tidak pernah berterima kasih atas bantuan pemerintah.
“Data dari 6 kota studi sudah dikirim dan tahun ini kami suda anggarkan tatapi karena situasi sampai saat ini saya sendiri belum bagi DPA. Karena belum pembahasan di provinsi. Mahasiswa di Jayapura, Manokwari, Manado , mereka memahami, setalah pembahasan di provinsi saya sampaikan akan di bagikan dan 6 kota studi kami sudah pegang data dan saya sudah mau kirim staf untuk melihat hal ini, dan perlu dipahami bahwa pemerintan sebenarnya tidak mengatur untuk membantu mahasiswa, dan tidak di atur jadi bantuan ini kebijakan kepala daerah. Lalu paranya lagi mereka sebarkan poster bahwa kami telantarkan sebenarnya saya tidak perna telantarkan anak anak saya tapi saya sudah tegas sampaikan bahwa jika kalian sampaikan kami (Pemerintah) terlantarkan maka saya akan buktikan perkataan kalian biar kalian terlantar saja, ini suda keterlaluan mencemarih nama baik pemda dan saya sebagai Bupati suda di lecehkan dan saya ini mantan mahasiswa saya tau dan banyak yang menipu,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa, selama beberapa tahun terakhir dana Otsus dipemotong untuk membiayai ivent PON Papua sebagai tuan rumah.
“Tahun ini saya suda hitung mengefisienkan dana yang ada sebaik mungkin untuk kebutuhan mereka, dan mahasiswa tidak paham ini dan tidak mau tau hal ini pula mereka bicara melecehkan Pemda ini cara yang tidak baik kengapa tidak utus mahasiswa datang, bawa proposal dan membuat kegiatan edukasi dan saya berencana hadir di Manado dan ini yang saya mau bukan selalu menipu dan mengatakan kami pemerintah telantarkan, semua data ada dan kami sampaikan,” katanya.
Sementara itu, Mahasiswa Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Mahasiswa Mamberamo Tengah Sejawa Bali berencana mengelar aksi damai menuntut Pemda Mamteng untuk diperhatian mahasiswa yang sedang terlantar di kota studi Jawa dan Bali.
Reporter : Akia Wenda