DETIKPAPUA.COM : Wamena – Bentrok antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama Derakma dan militer Indonesia terjadi di Wamena sejak 9 Juni 2025. Insiden ini bermula saat pasukan TPNPB dipantau dan dikejar oleh aparat keamanan hingga terjadi kontak senjata di beberapa titik.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB melaporkan bahwa sejak pagi, militer Indonesia melacak dan memantau gerakan TPNPB di sekitar Jembatan Wesaput. Saat pasukan TPNPB bergerak dengan kendaraan, mereka dikejar hingga Jembatan Pike oleh dua mobil Brimob. Meskipun tidak terjadi baku tembak saat itu, pengemudi berhasil meloloskan diri, sementara kendaraan yang digunakan ditahan oleh aparat keamanan dan dibawa ke Polres Wamena.
Pada pukul 18.15 Wpb, pasukan TPNPB menyerang dua mobil milik militer Indonesia di Pugima. Mereka mengklaim bahwa kondisi gelap membuat sulit memastikan korban dari pihak lawan. Setelah serangan itu, pasukan TPNPB mundur pada pukul 19.39 Wpb. Hingga pukul 20.00 Wpb, militer Indonesia masih melepaskan tembakan ke arah lokasi sebelumnya, tetapi pasukan TPNPB sudah tidak berada di tempat kejadian.
Dalam pernyataan resmi, TPNPB Kodap III Ndugama Derakma menyampaikan beberapa poin sikap:
1. Warga sipil, baik asli Papua maupun pendatang, diimbau untuk berhenti beraktivitas di daerah konflik dan membuka kaca mobil serta tidak menggunakan helm saat berkendara dengan motor.
2. Bupati Wamena disebut telah memprovokasi masyarakat untuk menangkap anggota TPNPB.
3. Kendaraan yang sebelumnya disewa dan digunakan oleh TPNPB diminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya.
4. TPNPB menegaskan akan terus melakukan perlawanan di Wamena sebagai ibu kota Provinsi Papua Pegunungan dan tidak akan mundur. Mereka juga meminta warga sipil untuk menghentikan aktivitas di bawah pukul 15.00 Wpb.
5. TPNPB menyatakan bahwa wilayah yang mereka perjuangkan adalah tanah adat milik delapan suku Papua, dan mereka tidak menerima campur tangan dari pihak luar.
6. Mereka menegaskan bahwa perlawanan terhadap TNI-POLRI dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM, bukan oleh masyarakat sipil Papua.
Pernyataan ini disampaikan dalam siaran pers resmi oleh Sebby Sambom, Jubir TPNPB, serta ditandatangani oleh para pemimpin TPNPB-OPM, termasuk Jenderal Goliath Tabuni, Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Mayor Jenderal Terianus Satto, dan Mayor Jenderal Lekagak Telenggen. (Red).
![]()

More Stories
GMNI Komisariat STKIP PGRI Waropen Pekan Penerimaan Anggota Baru Cetek Kader Merakyat dan Militan
Cerita Inspiratif dari Pegunungan Papua: Janji Iman yang Terpenuhi
UNCEN Hadir di Tolikara: Pemkab Tolikara Resmi Buka Kuliah Semester Gasal TA 2025/2026