
DetikPapua.Com : Asrama Paniai Kota Study Yogyakarta dan Solo, gelar diskusi mingguan yang telah berlangsung di Aula asrama paniai dengaan Topik, “Pembacaan situasi Internasional Hingga Dilokal” diskusi dalam bentuk bebas lepas dan salin kordinir atau melengkapi antara seluruh anggota yang hadir bergabunng dalam materi diskusi tersebut. pengarah materi adalah salah satu senioritas penghuni tetap aspan alias Stepanus Nawipa yang telah mendampinginnya tepat, 14/07/21/sabtu
Dalam berlangsungnya diskusi mingguan pengarah jelas Stepanus, menerangkan beberapa poin melalui hasil pengamatan realistis sifat Negara Indonesia di era masa pandemic, “covet 19” oleh system birokrat Jakarta dalam penanganan personal social yang sampai hari ini belum puli bagimana dalam mengatasinnya. Negara bisa menpuli kembali dengan cara ketika ada perhatian oleh Negara dengan baik, luka yang sedang mendalami bagi selurh rakyat Indonesia, sementara Negara menjadi actor dalam gerakan palestina merdeka ada apa dengan tanah papua bagi indonesia sehingga detik ini menjadi lahan subur bagi Kapitalis Negara. Rakyat semakin minoritas di tindas oleh Negara itu sendiri melalui berbagai cara taktis yang di pakai oleh elit politik Jakarta itu sendiri. Negara belum aman Negara dalam mulut singga yang sampai hari ini banyak hal atau system yang mendalami berbagai kepentingan ekonomi pilitik menjadi patokan bagi nagara dan rakyat “luka yang membusuk di Negara itu sendiri,” jelas Nya.
Lanjut Nawipa, salah satu penilaian besar bagi rakyat ketika pandemi menjadi alternatif terbaik bagi kapitalisme dan nasib bagi rakyat adalah terus menindas dan covid 19 menjadi lahan bisnis bagi segelintir oknum capitalsm sebagainya. Waba adalah bibit kebun yang bertumbuh subur dalam meningkatkan modal dunia kebisnisan dan modal Negara menjadi penikmat licik dalam meningkatkan segalah modal dan pandemic jalan pemusnaan rakyat secara perlahan oleh Negara itu sendiri. Indoensia disebut sebagai negara hukum yang kongnitif ternilai melalui pantauan beberapa wilayah atau Negara-negara tetangga terlebihnya Negara berbasis Asean Nusantara namun, Hukum dan militer menjadi pundak keselamatan atau nilai bagi Negara dan hukum hanya berlaku pada beberapa wilayah salah satunya adalah dalam Negara itu sendiri yaitu berbasis pulau jawa alias jawa dan bali maka disinilah kita bisa lihat bawah Negara berbentuk tengkorak dan penghianat munafik, realitanya rakyak di tindas da pelanggaran selalu bertumtuh subur dibeberapa wilayah dalam Negara Indonesia. Kita bisa lihat dengan sebaik-baik sesuai realistis yang ada bahwa hukum mati di papua hanya berlaku di Indonesia jakarta kita bisa lihat dilapangan bahwa apa yang terjadi dan apakah hukum berlaku berlaku di seluruh atau di papua Indonesia atau di pulau jawa, Negara kehilangan akal dan nilai-nilai norma manusia oleh memanusiawi Negara Indonesia hidup tanpa etika pisikologi kemanusian tipe terlahir Negara dalam istilah tong kosong bunyinya nyaring. “Pungkas Nya”
Saat diskusi berlangsung salah satu anggota aktif dalam Yubal Nawipa alias wakil ketua IPMAPAN, ia juga menjelaskan tentang bagimana nasib masa kedepan bagi rakyat ketika pihak kapitalisme sedang beerlombah-lombah untuk mencari kepentingan hingga rakyat terlihat memburuk dan juga membahaiyakan ketika rakyat ikut jejak akhir kemusnahan yang jelaskan oleh buku Ohomo Sapies dan juga covid adalah lahan yang sedang bertumbuh subur bagi kapitalisme yang sedang memadai dalam Negara ini, Negara juga banyak hal yang mereka maanfaatkan salah satunya vaksinasi serta PPKM agar modal Negara maupun pebisnis menjadi lahan yang memadai agar ketingkatan keutungan meningkat. Penambahan anggota aktif diskusi Yanuarius Magai juga menambahka sesuai pendapat bahwa, menurutnya covit19 terlihat jejak cerita sama ketika awal mulainya muncul E-KTP ketika saat itu banyak rakyat menolak dan membenci hingga memobilisasi masa dalam penolakan e-ktp ditiap daerah dalam pulau jawa maupun di tiap tiap wilayah dalam Negara maka ia juga tegas bahwa paling penting adalah kita berdoa, “tutur Nya”
Saat itu juga dalam diskusi berlangsung salah satu anggota tetap asrama paniai sekaligus biro pendidikan itu jelas Yosia Tebay, ia juga menambahkan sesuai pengamatan dalam waba covid19 di Indonesia oleh ulah elit politik hingga waba ini sedang terserap di tiap polosok atau di seluru rakyat Indonesia. maka ia juga menjelaskan bahwa beberapa decade ini Negara mulai meloncang dengan mekarnya pebisnis oleh para pebisnis kapitalis dengan menanam modal di tiap-tiap nagara tetangga agar supaya memperbesar usaha penanam modal di Negara luar maupun dalam, salah satu jalan yang menjadi alternative adalah pademi, dalam Negara itu sudah terlihat bahwa dengan kepijakan yang telah ambil oleh Negara salah satu PPKM ketika Negara mulai menegaskan aturan PPKM maka modal Negara makin menambah dan rakyat sendiri menindas kebijakan system Negara yang berpihak pada satu elemen yaitu Negara kapitalis itu sediri tidak berpihak pada keseluruhannya.
Salah satu menjadi perhatian Negara adalah ketika PPKM perpanjang maka Negara pun ikut perhatian oleh Negara luar dalam menangani vaksinasi maupun modal Negara agar bertambah keutungan dalam borjuis kapitalisme Negara itu sendiri, rakyat dengan berjalannya waktu serta kebijakan Negara yang tidak menopan hingga menindas dengan seutuhbya dengan cara sistematik dengan perlahan akhir pemusnahan. Deki Degei juga menambahkan bahwa sifat Negara masih telihat lalai dalam mengatasi tiap persoalan yang terjadi pada Negara salah satunya terlihat nampak bahwa dengan pelanggaram HAM yang selalu saja terjadi papua, Negara selalu diam dan tidada tanggapan satu pun belum bisa dalam mengambail kebijakan dalam mengatasinya, toko adat papua pun sempat mengajukan surat dalam membuka dialog antara pihak Indonesia dan pro papua merdeka pun tidada tanggapan bagi Negara walaupun hal itu sebagai salah satu jalan menujuh damai antara kedua pihak untuk itu Negara ini masih terlihat lalai dan kebihgugan “Tutur nya” (Redaksi)