
DETIKPAPUA.COM : Wamena – Akibat konflik antar suku yang tak kunjung usai, sudah genap dua minggu masyarakat dari 5 Distrik di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan tidak bisa mengakses ke kota Wamena untuk melakukan berbagai aktivitas.
Ke 5 distrik itu yakni, Distrik Popukoba, Distrik Maima, Walesi, Asotipo dan Distrik Asolokobal. Akses satu-satunya ke kota Wamena dari 5 distrik ini adalah Jl. Wamena – Kurima, namun konflik masyarakat Wouma dan Asolokobal yang terjadi di Wilayah Wouma masih berlanjut hingga saat ini, sehingg warga tidak bisa akses ke kota Wamena. Aktivitas perekonomian lumpuh. Selama dua minggu jalan Wamena -Kurima Yahukimo tampak sepih dari aktivitas laluntis kendaraan maupun pejalan kaki.
“Kita mau pergi kerja tidak bisa, sudah dua minggu tidak bisa jalan, mau beli semua kebutuhan juga tidak ada akses ini. Saya tidak masuk kantor suda dua minggu, kapan ini bisa selesai ya. Semoga cepat selesaikan” kata Jon, seorang PNS Jayawijaya yang tinggal di distrik Asolokobal, Senin (24/06/2924) pagi.
Selain itu Jl. Wamena – Kurima juga merupakan akses yang menghubungkan Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo, warga beberapa distrik di Yahukimo juga tidak bisa akses ke kota Wamena.
“Kita mau lewat jalan kali sebelah tapi katanya di muara situ lagi ada palang jadi kami semua takut lewat ini, banyak kebutuhan sudah tidak ada, harus ke kota untuk beli tapi tidak bisa, beras, minyak, garam semua habis tapi” kata Salomina, ibu rumah tangga dari Yahukimo perbatasan Jayawijaya.
Selain itu, warga Wouma juga tidak bisa melakukan aktivitas kerkebun di wilayah Molama karena tempat tersebut lebih dekat ke Asolokobal dan masih menjadi arena perang suku.
Selain akses perekonomian yang terhambat, aktivitas layanan publik seperti sekolah, puskesmas dan layanan lainnya pada 5 distrik ini lumpuh total. Anak – anak sekolah yang harusnya menerima raport, melakukan pendaftaran ke jenjang pendidikan selanjutnya, semuanya terhambat.
“Tanggal 18 itu anak saya harus terima raport tapi kita tidak bisa jalan sampai sekarang ini” kata Herly yang anaknya SD di kota Wamena.
Konflik antar warga Wouma dan Asolokobal ini terjadi sejak tanggal 12 juni lalu hingga saat ini. Sebanyak 7 orang korban meninggal akibat konflik ini, ratusan orang lainnya korban luka ringan dan berat.
Upaya mediasi untuk penyelesaian masalah sudah dua kali dilakukan di Polres Jayawijaya, namun belum ada titik temu penyelesaian. Situasi diperparah lagi dengan adanya pembunuhan susulan di wilayah Molama, minggu 23 Juni, pagi(Red)