DETIK PAPUA

Berita Papua Terkini

“Kaki Kosong”: Pastor Tarsisius Awe Ofm 

*Lewi Pabika

Ppastor Tarsisius Awe Ofm yang di sapa Pater Tarsi adalah seorang religius ‘imam’ dari Ordo Frantorum Minorum (OFM) atau Fransiskan. Dirinya sebagai seorang Pastor, memiliki satu  khas yang tersendiri seperti para pastor yang lain. Khas dari Pastor Tarsi Ofm adalah kaki kosong. Artinya bahwa ia suka berjalan tanpa mengunakan sental atapun sepatuh. Perngalaman berkaki kosong ini, saya melihat secara langsung saat bertemu dengan Pastor Tarsi dimana saja bertemu. Saya biasa melihat ketika ia mengenangkan jubah kemenangan atau khas dari OFM (Ordo Fratorum Minum) Fransiskan berwarnah coklat, berikat pingan putih itu. Saat ia mengenangkan jubah tersebut, jarang bertemu memakai sendal ataupun sepatuh. Ia lebih suka memakai jubah ‘coklat’ tanpa sendal ataupun sepatu. 

Pada Juni 2023 saya kembali bertemu dengan Pastor Tarsi Ofm di Paroki Sarmi ketika kunjungan uskup Jayapura Mgr. Yanuarius T. Matopai Sibilki You. Saya melihat dengan gaya yang sama “berkaki kosong” sehingga sempat bertanya padanya demikian; “Pater  saya lihat Pater itu tidak suka pake sendal atau sepatu di saat merayakan ekaristi maupun mengenangkan jubah itu kenapa”? Pater hanya tersenyum lalu mengatakan kepada saya bahwa“nayak tanah itu kita biasa bilang mama to”. Saya terdiam dengan jawaban itu.  

Rupanya Pastor Tarsi mau mengatakan bahwa tanah yang orang Papua biasa disebut sebagai mama itu perlu di hargai dan diposisikannya seperti seorang mama kandung. Lebih mendalamnya adalah manusia dibuat dari tanah, hidup dari tanah kemudian akan kembali dan menjadi tanah. kenapa kita harus jeli dengan tanah?. Di sisi lain ia menampilkan dirinya seorang Fransisikan yang menghidupi dan menghayati spritualitas St. Fransiskus Asisi yang hidupnya sederhana, miskin dan menganggap tanah sebagai saudaranya. Ikatan persaudaraan itu perlu dijaga, dirawat dan di hargai. 

Tepat 25 September 2024, Pastor Tarsi telah di jemput oleh saudari maut Badani di rumah sakit Provita. Kabar kepergian itu membuat saya dan seluruh umat Katolik di tanah Papua merasa kehilangan sosok berkaki kosong yang hadir penuh dengan kebaikan hati, murah senyum dan menganggap semua orang saudara itu. Semua orang merasa nyaman dan penuh damai ketika berada bersama Pastor Tarsi. Kedamain yang telah dibangun, pergilah dengan damai di rumah Bapa di Surga. Selamat jalan dan doakan kami Pater Tarsisius Awe Ofm. Nopase waaaaaaaa. (*)

)*Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Fajar Timur” Abepura-Papua

Loading

About Author