Nabire, DetikPapua.Com– Sebanyak puluhan atlet FORKI Kabupaten Dogiyai Cabang Perguruan Dojo Pertamina Wonorejo Nabire menggelar ujian kenaikan pengamatan sabuk sekaligus penyerahan Sertifikat/Ijasah Goju Ryu Ass di Dojo Wonorejo Di Nabire, Jumat, [ 27/03/21] siang tadi.
Adapun jumlahnya peserta ujian pengamatan sabuk sebanyak 30 peserta dengan tingkatan ujian dari sabuk putih, biru, hijau, dan cokelat.
Pelatih Karate FORKI Kabupaten Dogiyai, Thomas Gobai menjelaskan, proses pengujian kenaikan tingkatan sabuk ini dikelompokan sesuai tingkatan sabuknya masing-masing.
“Sabuk putih ujiannya mendapatkan sabuk kuning, sabuk hijau ujiannya mendapatkan sabuk biru. Ujian sabuk hijau berbeda dengan sabuk putih, ini tak terlalu sulit namum mereka tidak boleh lupa kata dan jurusnya.” jelas Thomas kepada detikpapua.com, Jumat, (27/03) di Dojo Pertamina Wonorejo.
Lanjut Gobai, sabuk biru ujiannya mendapatkan sabuk warna cokelat dan cokelat itu ujian untuk menghilangkan kyu sampai tingkatan 1 yang berarti sabuk cokelat dalam artian bahasa indonesia Kyu ini adalah tingkatan kebodohan belajar dan itu yang mau dihilangkan menjadi Kyu 1.
“ Apabila dia melaksanakan ujian sedang-sedang saja, maka hanya turun 1 kebodohan belajarnya kecuali dia pintar maka tinggal 1 kyunya dan kalau dia lolos di bisa kesabuk hitam,”tambahnya Sensei Thomas.
“Mulainya pengamatan ini yang di mulai langsung oleh pelatih pelatih FORKI Dogiyai, Di Dojo Pertamina Wonorejo 30 peserta yang sempat hadir di tambah beberapa senior lainnya pengamatan ujian Karate-Do secara resmi kegiatan ujiannya ini 2 kali dalam setiap tahun,” terangnya gobai singkat menyampaikan bahwa peserta ujian berjumlah 30 Karateka terdiri dari Karate-Do atlit sabuk berwarna putih, sabuk kuning, sabuk hijau, sabuk biru dan sabuk coklat.
Lanjut Gobai, pihaknya tengah mengalami situasi pandemi atau covid 19, namun ia bersama pelat kohai atlet karate-ka Kabupaten Dogiyai akan melaksanakan ujian tahapan pertama.
“Ujian dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan [jaga jarak, pakai masker].”terang Gobai.
Dalam kesempatan itu juga sensey Thomas mengatakan, pihaknya laksanakan ujian kenaikan tingkat dalam setahun dua kali. Untuk pembuatan sabuk juga sesuai pengadaan dananya di tanggung sendiri bukan dari pemerintah setempat.
Namun olahraga bela diri FORKI Dogiyai adalah olahraga yang ternama di pusat, Jakarta, Provinsi, maupun Daerah. Sebab setiap kali ada pertandingan atas nama FORKI Dogiyai tetap raih juara. Sepeti kejurnas sekoci cup 3 di Jakarta pada tahun 2019 lalu sebagai bukti bahwa persetasi raih juara umum 2 tingkat Nasional anak putra daerah Dogiyai juara.
“Kami punya calengan yang di potong lalu kami buat sabuk dan sertifikat,”ujar Gobai saat ditemu wartawan media ini.
Acara pengamatan sabuk sekaligus penyerahan Sertifikat/Ijasah tersebut berlangsung di tempat Dojo Pertamina Wonorejo. Kegiatan tersebut di wakili perwakilan untuk pengamatan sabuk pada kenaikan dari sabuk kuning ke hijau oleh salah satu Kohai senior [Petrus Kotouki] sabuk cokelat dan Hendrik Degei Kohai sabuk Cokelat, diwakili sabuk hijau ke Biru untuk penyerahan sabuk dan sertificate.
Kata Thomas, latihan bela diri yang biasa dilakukan untuk meningkatkan kejujuran, mempertahankan kebenaran, mempertinggi prestasi, dan sanggup untuk menguasai diri.
“Dengan bela diri para sekuriti juga tambah bugar dan dapat meningkatkan kedisiplinan serta keterampilan bela diri,” ujarnya.
Ia katakan, kenaikan sabuk ini merupakan salah satu motivasi bagi para sekuriti bahwa kemampuan bela diri mereka meningkat. Semoga ke depannya pelatihan ini semakin memberikan dampak positif bagi atlet dalam menjalankan setiap kali kerjurnas.
Dengan bela diri “karate” tingkatan yang disimbolkan dalam bentuk kenaikan sabuk dan terima ijasah ini merupakan tanda penghargaan yang diperoleh dari gurunya [ Sensei] dan sudah dianggap layak untuk mendapatkan setelah melalui beberapa proses.
“Dengan penghargaan ini menjadi bermakna akan mendapat bagi yang memperoleh karena melalui usaha dan cucuran keringat bahkan sampai berdarah. Oleh sebab itu, setiap tingkatan memiliki kadar bobot yang berbeda dengan standar yang makin berat untuk mencapainya,” pungkasnya Gobai.
Perestasi Yes, berkonsumsi Miras dan narkoba No!
Reporter: HD
More Stories
Hukum Moral dalam Alkitab dan Ketidakadilan di Papua
Wandik- Giyai Akan Luncurkan Kartu Berobat Gratis untuk Masyarakat Papua Tengah
Plt. Bupati Nabire diwakili Aisten I Setda Nabire Membuka Pangan Murah